Actinomycetes
adalah suatu kelompok mikroorganisme yang morfologinya merupakan bentuk
peralihan antara bakteri dan jamur. Actinomycetes merupakan mikroorganisme
tanah yang umum dijumpai pada berbagai jenis tanah. Populasinya berada pada urutan kedua setelah bakteri, bahkan kadang-kadang hampir sama. Actinomycetes
hidup sebagai saprofit dan aktif mendekomposisi bahan organik, sehingga dapat
meningkatkan kesuburan tanah.
Actinomycetes termasuk dalam
divisi Schyzophyta. Tumbuh sebagai filamen sel yang bercabang panjang atau
pendek. Organisme ini membelah dengan pembelahan biner, dan mungkin
menghasilkan spora eksternal atau tidak. Begitu jauh, mayoritas organisme ini
adalah saprofit tanah dan air (organisme yang hidup dari benda organik yang
membusuk dan sangat penting karena perannya dalam daur alam, seperti pembusukan
bahan organik dan penambatan nitrogen). Bangsa Actinomycetes terdiri dari tiga
suku yaitu suku Mycobacteriaceae, suku Actinomycetaceae, dan suku
Streptomycetaceae.
SIFAT DAN CIRI ACTINOMYCETES
- Actinomycetes kelihatan dari luar seperti jamur dan dalam banyak buku dibicarakan sama dengan fungi eukariot.
- Actinomycetes dapat bersifat anaerob fakulatif (mampu tumbuh baik jika terdapat O2 bebas atau tidak ada O2) sehingga dapat hidup di lingkungan akuatik dan air.
- Actinomycetes tumbuh seperti filamen-filamen yang tipis seperti kapang dari pada sel tunggal sehingga Actinomycetes dianggap sebagai fungi atau cendawan. Meskipun ada persamaan dalam hal pola pertumbuhannya,yang membedakan adalah fungi itu eukariota sedangkan Actinomycetes adalah prokariota.
- Actinomycetes adalah bakteri gram positif aerobik yang membentuk filament bercabang atau hifa (biasanya 0,5-1,0 mili mikron) dan spora aseksual dan tumbuh sebagai filamen sel yang bercabang panjang atau pendek.
HABITAT DAN
PERTUMBUHAN ACTINOMYCETES
Actinomycetes memiliki habitat yang
cukup luas antara lain ditemukan pada tanah, kompos, padang rumput, tanah
hutan, sedimen, lumpur, dan pada daerah perakaran tanaman atau di perairan
laut. Actinomycetes merupakan mikroorganisme tanah yang umum dijumpai pada
berbagai jenis tanah. mayoritas organisme ini adalah saprofit tanah dan air (organisme yang hidup dari benda organik
yang membusuk dan sangat penting karena perannya dalam daur alam, seperti pembusukan
bahan organik dan penambatan nitrogen). Jenis
Actinomycetes tergantung pada tipe tanah, karakteristrik fisik, kadar bahan
organik, dan pH lingkungan. Jumlah Actinomycetes meningkat dengan adanya bahan
organik yang mengalami dekomposisi. Pada umumnya Actinomycetes tidak toleran
terhadap asam dan jumlahnya menurun pada keadaan lingkungan dengan pH di bawah
5,0. Rentang pH yang paling cocok untuk perkembangbiakan Actinomycetes adalah
antara 6,5-8,0. Tanah yang tergenang air
tidak cocok untuk pertumbuhan Actinomycetes, sedangkan tanah gurun yang kering
atau setengah kering dapat mempertahankan populasi dalam jumlah cukup besar,
karena adanya spora. Temperatur yang cocok untuk pertumbuhan Actinomycetes
adalah 25°C - 30°C, tetapi pada suhu 55°C - 65°C Actinomycetes masih dapat
tumbuh dalam jumlah cukup besar, khususnya genus Thermoactinomyces dan
Streptomyces.
PENEMUAN
BAKTERI ACTINOMYCETES DI DALAM TANAH
Pada
awal ditemukannya, bakteri actinomycetes digolongkan sebagai sebuah fungi atau
jamur. Hal tersebut dikarenakan di dalam bakteri ini ditemukan anggotanya
membentuk semacam hifa dan mampu menghasilkan sebuah antibiotik. Atas dasar hal
tersebutlah maka actinomycetes digolongkan ke dalam bakteri. Namun kebingungan
para ilmuwan bertambah manakala ditemukan ciri bakteri yang berukuran kecil dan
dapat diserang oleh virus. Oleh karenanya, actinomycetes pernah dianggap
sebagai bukan bakteri dan bukan juga virus.
Setelah
melalui sebuah pemeriksaan DNA yang ada di dalamnya, akhirnya para ilmuwan
menggolongkan actinomycetes ke dalam bakteri karena adanya kecocokan DNA yang
dimilikinya. Bakteri ini banyak sekali dijumpai di dalam tanah. Namun ada juga
yang berada di dalam hewan sebagai patogen dan juga di tumbuhan. Peranan dari bakteri
actinomycetes ini terbilang cukup penting dalam siklus kehidupan. Mereka
melakukan dekomposisi terhadapa materi organik seperti kritin dan selulosa.
Karena adanya aktifitas inilah maka terjadi penumpukkan unsur hara yang
berlebih dalam tanah. Proses seperti ini yang memiliki peran penting terjadinya
pembentukan humus.
Bakteri actinomycetes akan mampu
berkembang biak dengan baik jika kita menambahkan pupuk kandang yang kaya
selulosa pada tanah. Penggunaan pupuk amonium atau nitrat justru membuat tanah berada
di bawah pH 6 dan hal tersebut membuat bakteri ini tidak mampu bertahan.
PERANAN ACTINOMYCETES PADA EKOSISTEM
TANAH
Peranan bakteri actinomycetes dalam tanah sangatlah penting
karena dapat menjaga kesuburan tanah dan siklus kehidupan, terutama pada
ekosistem tanah. Berikut ini merupakan beberapa uraian mengenai peranan
actinomycetes terhadap ekosistem tanah.
1. Mendekomposisi Bahan Organik
Actinomycetes oleh para peneliti mikrobiologi dikelompokan ke
dalam bakteri. Bakteri ini memiliki kemampuan yang penting bagi kelangsungan
proses-proses fisika, kimia dan biologi tanah. Actinomycetes biasanya hidup
didalam tanah dan berperan penting dalam proses pelapukan/ perombakan bahan
organik kompleks menjadi bahan organik yang lebih sederhana dan dapat langsung
digunakan oleh organisme lain. Keistimewaan bakteri ini adalah memiliki
kecenderungan untuk
berasosiasi dengan suatu lapisan permukaan padat. Actinomycetes
adalah bakteri yang tidak tahan asam, memiliki filament diawal pertumbuhannya.
Di dalam
ekosistem, organisme perombak bahan organik memegang peranan penting karena
sisa organik yang telah mati diurai menjadi unsur-unsur yang dikembalikan ke
dalam tanah (N, P, K, Ca, Mg, dan lain-lain) dan atmosfer (CH4atau CO2) sebagai
hara yang dapat digunakan kembali oleh tanaman, sehingga siklus hara berjalan
sebagaimana mestinya dan proses kehidupan di muka bumi dapat berlangsung,
Adanya aktivitas organisme perombak bahan organik seperti mikroba dan mesofauna
(hewan invertebrata) saling mendukung keberlangsungan proses siklus hara dalam
tanah. Belakangan ini, mikroorganisme perombak bahan organik digunakan sebagai
strategi untuk mempercepat proses dekomposisi sisa-sisa tanaman mengandung
lignin dan selulosa, selain untuk meningkatkan biomassa dan aktivitas mikroba
tanah, mengurangi penyakit, larva insek, biji gulma, volume bahan buangan,
sehingga pemanfaatannya dapat meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah yang
pada gilirannya merupakan kebutuhan pokok untuk meningkat-kan kandungan bahan
organik dalam tanah. Adanya aktivitas fauna tanah,
memudahkan mikroorganisme untuk memanfaatkan bahan organik, sehingga proses
mineralisasi berjalan lebih cepat dan penyediaan hara bagi tanaman lebih baik.
Aktivitas ini menambah cadangan hara di dalam
tanah dan merupakan bagian penting dari pembentukan humus. Kemampuan
Actinomyetes untuk hidup di lingkungan bernutrisi rendah dan untuk mengkonsumsi
lognoselulosa (lignin dan selulosa, zat-zat penyusun kayu, biasanya
sukar dicerna kebanyakan bakteri tanah) menyebabkan Actinomycetes mendominasi
kawasan bebatuan karst. Pemberian pupuk kandang yang kaya selulosa akan
meningkatkan populasi Aktinomycetes di tanah. Pemupukan amonium atau nitrat
yang terus-menerus menekan populasi karena Aktinomycetes tidak
suka pH di bawah 6; sebaliknya, pengapuran untuk menaikkan pH juga
menaikkan populasinya. Anggota Actinomycetes kebanyakan aerob, tapi
beberapa, seperti Actinomyces israelii, dapat tumbuh dalam kondisi
anaerob.
Proses
dekomposisi bahan organik melalui 3 reaksi, yaitu:
1) reaksi enzimatik atau
oksidasi enzimatik, yaitu: reaksi oksidasi senyawa hidrokarbon yang terjadi
melalui reaksi enzimatik menghasilkan produk akhir berupa karbon dioksida
(CO2), air (H2O), energi dan panas.
2) reaksi spesifik
berupa mineralisasi dan atau immobilisasi unsur hara essensial berupa hara
nitrogen (N), fosfor (P), dan belerang (S).
3) pembentukan
senyawa-senyawa baru atau turunan yang sangat resisten berupa humus
tanah.Berdasarkan kategori produk akhir yang dihasilkan, maka proses
dekomposisi bahan organik digolongkan menjadi 2, yaitu:
·
proses
mineralisasi, dan
· proses humifikasi.
Proses mineralisasi terjadi terutama terhadap bahan organik dari
senyawa-senyawa yang tidak resisten, seperti: selulosa, gula, dan protein.
Proses akhir mineralisasi dihasilkan ion atau hara yang tersedia bagi
tanaman.Proses humifikasi terjadi terhadap bahan organik dari senyawa-senyawa
yang resisten, seperti: lignin, resin, minyak dan lemak. Proses akhir humifikasi
dihasilkan humus yang lebih resisten terhadap proses dekomposisi.
2. Menghasilkan Antibiotik Yang Dapat
Mematikan Patogen
Actinomycetes,
yang strukturnya merupakan bentuk antara dari jamur dan bakteri, menghasilkan
zat-zat anti mikroba dan asam amino yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik
dan bahan organik. Actinomycetes dapat hidup bersama dengan bakteri
fotosintetik. Streptomyces merupakan salah satu
genus dari kelas Actinomycetes yang biasanya terdapat di tanah.
Streptomyces adalah prokariot
yang menghasilkan substansi penting untuk kesehatan seperti antibiotik, enzim,
dan immunomodulator dan salah satu organisme tanah yang memiliki sifat-sifat
umum yang dimiliki oleh bakteri dan jamur tetapi juga memiliki ciri khas yang
cukup berbeda yang membatasinya menjadi satu kelompok yang jelas berbeda.
Banyak anggota dari Streptomyces menghasilkan antibiotik di mana lebih
dari setengahnya merupakan antibiotik yang efektif melawan bakteri, misalnya
streptomisin, tetrasiklin dan kloramfenikol. Isolasi Streptomyces menghasilkan
koloni-koloni kecil (berdiameter 1-10 mm), terpisah-pisah seperti liken, dan
seperti kulit atau butirus (mempunyai konsistensi seperti mentega), mula-mula
permukaannya relatif licin tetapi kemudian membentuk semacam tenunan miselium
udara yang dapat menampakkan granularnya, seperti bubuk, seperti beludru, atau
flokos, menghasilkan berbagai macam pigmen yang menimbulkan warna pada miselium
vegetatif, miselium udara, dan substrat.
Streptomyces mempunyai misel yang
baunya sangat kuat, berkembang dan mengandung hifa udara (sporofor), dari
bentuk ini terjadi konstruksi lurus, bergelombang, mirip spiral, dapat mengurai
selulosa, khitin dan zat-zat lain sukar dipecah. Streptomyces umumnya memproduksi antibiotik yang dipakai manusia
dalam bidang kedokteran dan pertanian, juga sebagai agen antiparasit,
herbisida, metabolisme aktif, farmakologi, dan beberapa enzim penting dalam
makanan dan industri lain.
3.
Mengikat Struktur Tanah Liat Sehingga
Dapat Memperbaiki Sifat Fisik Tanah
Struktur tanah adalah susunan atau agregasi partikel-parikel
primer tanah (pasir, debu, liat) secara alami menjadi berbagai kelompok
partikel yang satu sama lain berbeda dalam ukuran dan bentuknya, dan dibatasi
oleh bidang-bidang. perkembangan struktur didalam tanah perlu dipahami benar,
karena struktur tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan dapat pula
berubah karena pengaruh-pengaruh mekanis dari luar misalnya pengolahan tanah.
Anda bisa membayangkan tanah sawah yang massif dank eras dapat berubah menjadi
Lumpur (struktur butir) karena anda melaksanakan pembajakan dan penggaruan.
Atau dapat pula tanah pasir yang berbuti-butir menjadi kompak tetapi lunak,
struktur bisa berubah kearah yang lebih sesuai bagi pertumbuhan tanaman atau sebaliknya Struktur
dapat berkembang dari butir-butir tunggal ataupun kondisi massif (pejal). Untuk
butir-butir tunggal atau kondisi masif menjadi agregat-agregat,
partikel-partikel tanah harus mengelompok. Di dalam pengelompokan
partikel-partikel mehjadi agregat dan kemudian membentuk struktur yang mantap
diperlukan “bahan perekat” berupa bahn-bahan yang bersifat koloid. Tiga kelompok bahan koloid tanah yang
berperan sebagai bahan perekat dalam pembentukan agregat-agregat tanah adalah
1) mineral-mineral liat.
2) bahan organik
koloidal termasuk gum yang dihasilkan oleh aktivitas jasad-jasad renik tanah.
3) oksida-oksida besi dan mangan yang bersifat koloid.
Agregasi amat dipengaruhi oleh kegiatan jasad-jasad renik
dalam tanah dan akan dipergiat bila didalam tanah tersedia cukupa bhan organik.
Organisme seperti benang-benang jamur dan humus dan mengikat satu partikel
tanah dengan lainnyasampai membentuk agregat dan struktur tanah. Organisme juga
memproduksi sejumlah bahan kimia seperti asam-asam organik yang dapat merekat
partikel-partikel tanah. Lemak-lemak dan lilin sebagai hasil perombakan bahan
organik juga berperan penting dalam memantapkan agregat-agregat tanah. Itulah
sebabnya, Anda boleh menganjurkan kepada petani agar bahan-bahan organik sisa
panennya lebih baik dibenam kedalam tanah atau dibuat kompos terlebih dahulu
baru dibenamkan kedalam tanah. Pembakaran bahan organik sisa panen sebaiknya
tidak selalu dilaksanakan.
4. Menghilangkan Bau Pada Tanah
Ada banyak orang yang merasakan pada saat turun hujan serasa
menghirup aroma khas yang membuat tenang. Bebauan itu muncul karena peran
bakteri Actinomycetes. Bakteri ini hidup di tanah dan dapat memunculkan aroma
tertentu yang memengaruhi mood. Biasanya aroma didapati pada tanah yang hangat
dan lembab, lalu terguyur oleh air hujan. Bakteri Actinomycetes akan
menghasilkan spora ketika tanah mengering. Proses ini kerap terjadi saat
kemarau datang atau cuaca sangat terik. Sewaktu hujan turun, spora menjadi
basah lalu menyebar ke udara. Inilah yang kemudian menjadikan aroma khas saat
hujan dan sifatnya menenangkan. Tidak perlu khawatir dengan spora ini.
Pasalnya, keberadaan spora tanah tersebut tidak membahayakan tubuh dan bahkan
berfungsi sebagai penyegar udara. Aroma akan menyengat
saat hujan datang pertama kali setelah musim kemarau berakhir. Dan,
spora tersebut menyebar ke seluruh dunia. Untuk ya tinggal di kota yang penuh
polusi mungkin aroma khas hujan jarang didapati. Justru sebaliknya, air hujan
yang berpadu dengan partikel polusi menjadi bau hujan tidak sedap. Air hujan
juga lebih tercemar dan tidak bisa langsung dikonsumsi. Tingkat keasaman air
hujan menjadi lebih tinggi. Air hujan yang cenderung asam dapat merusak
berbagai peralatan. Beruntunglah buat orang yang tinggal di tempat yang banyak
kawasan hijaunya. Aroma hujan yang menentramkan masih bisa dirasakan.
Referensi :
http://panjikesumapertanian.blogspot.co.id/2015/01/makalah-peranan- actinomycetes-terhadap.html
http://www.bimbingan.org/fungsi-bakteri-actinomycetes-dalam-tanah.htm
Komentar
Posting Komentar