Materi yang menyusun
tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa unsur – unsur
terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar
makhluk hidup dan tak hidup. Ada 40 unsur yang diperlukan bagi kehidupan,
ddiantaranya yang terpenting adalah karbon (C), nitrogen (N), fosfor (P),
belerang (S), oksigen (O), kalium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium
(Na), silicon (Si), besi Fe), dan aluminium (Al). selain itu sebagian unsure
–unsur ini tersimpan dalam bentuk organic dalam tubuh makhluk hidup yang
masih hidup atau yang sudah mati.
Siklus biogeokimia atau siklus organik
anorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen
abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur
tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi – reaksi
kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia.
Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus air, siklus oksigen, siklus karbon,
siklus nitrogen, dan siklus fosfor.
Oleh karena itu, pentingnya siklus
biogekimia yang salah satunya adalah siklus fosfor, maka dianggap perlu
menyusun materi tentang siklus fosfor yang terjadi di alam. Materi ini
akan membahas secara umum tentang bagaimana terjadinya siklus fosfor dan
perannya bagi kehidupan.
Sejarah
Fosfor
(berasal dari bahasa
Yunani, phosphoros, yang memiliki cahaya; nama kuno untuk planet Venus
ketika tampak sebelum matahari terbit). Seorang ilmuwan asal Jerman, Brand
menemukan fosfor di tahun 1669 secara tidak sengaja dalam percobaan menggali
bebatuan.
Fosfor dapat
ditemukan di bumi di dalam air, tanah dan sedimen. Tidak seperti senyawa materi lain
siklus fosfor tidak dapat ditemukan di udara yang mempunyai tekanan
tinggi. Hal ini karena fosfor biasanya cair pada suhu dan tekanan normal. Hal ini
terutama melakukan siklus kembali melalui air, tanah dan sedimen.. Dalam
suasana siklus fosfor terutama dapat ditemukan sebagai partikel debu yang
sangat kecil. bergerak perlahan-lahan dari endapan di darat dan di sedimen,
organisme hidup, dan jauh lebih lambat daripada kembali ke tanah air dan
sedimen. Siklus fosfor merupakan paling lambat salah satu siklus masalah yang
dijelaskan di sini. Fosfor yang paling sering ditemukan dalam formasi batuan
sedimen dan laut sebagai garam fosfat. Garam fosfat yang dilepaskan dari
pelapukan batuan melalui tanah biasanya larut dalam air dan akan diserap oleh
tanaman. Karena jumlah fosfor dalam tanah pada umumnya kecil, sering kali
faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman. Itu sebabnya manusia sering
menggunakan fosfat sebagai pupuk pada tanah pertanian. Fosfat juga
faktor-faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman di ekosistem laut, karena
mereka tidak begitu larut dalam air. Hewan menyerap fosfat dengan makan
tumbuhan atau binatang pemakan tumbuhan Siklus fosfor melalui tanaman dan hewan
jauh lebih cepat daripada yang dilakukannya melalui batu dan sedimen. Ketika
hewan dan tanaman yang mati, fosfat akan kembali ke tanah atau lautan lagi
selama pembusukan. Setelah itu, fosfor akan berakhir di formasi batuan sedimen
atau lagi, tetap di sana selama jutaan tahun. Akhirnya, fosfor yang dilepaskan
kembali melalui pelapukan dan siklus dimulai lagi.
Pengertian
Fosfor
Fosfor
adalah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens, unsur kimia
yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15. Fosfor berupa nonlogam,
bervalensi banyak, termasuk golongan nitrogen, banyak
ditemui dalam batuan fosfat anorganik dan dalam semua sel hidup tetapi tidak
pernah ditemui dalam bentuk unsur bebasnya. Fosfor amatlah reaktif, memancarkan
pendar cahaya yang lemah ketika bergabung dengan oksigen,
ditemukan dalam berbagai bentuk, Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam
transisi atau senyawa tanah langka seperti zink
sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4) yang
dicampur dengan mangan.
Unsur kimia fosforus
dapat mengeluarkan cahaya dalam keadaan tertentu, tetapi fenomena ini bukan
fosforesens, melainkan kemiluminesens.
Fosfor merupakan unsur penting dalam makhluk hidup.
Macam-macam
Fosfor
Fosfor dapat berada
dalam empat bentuk atau lebih alotrop: putih (atau kuning), merah, dan hitam
(atau ungu). Yang paling umum adalah fosfor merah dan putih, keduanya
mengelompok dalam empat atom yang berbentuk tetrahedral. Fosfor putih terbakar
ketika bersentuhan dengan udara dan dapat berubah menjadi fosfor merah ketika
terkena panas atau cahaya. Fosfor putih juga dapat berada dalam keadaan alfa
dan beta yang dipisahkan oleh suhu transisi -3,8°C. Fosfor merah relatif lebih
stabil dan menyublim pada 170°C pada tekanan uap 1 atm, tetapi terbakar akibat
tumbukan atau gesekan. Alotrop fosfor hitam mempunyai struktur seperti grafit –
atom-atom tersusun dalam lapisan-lapisan heksagonal yang menghantarkan listrik.
Siklus
Fosfor
Pelapukan
sedimen dan bebatuan secara perlahan seiring dengan proses alam, dapat menambah
konsentrasi fosfat ke dalam tanah. Fosfat dalam tanah digunakan leh tumbuhan
dan produsen lainnya untuk nutrisi pertumbuhan serta pembentukkan senyawa
organik di dalam tubuh. Energi yang dibutuhkan oleh organisme terbentuk jika
ada unsur fosfor. Para konsumen (hewan) memperoleh unsur fosfor dari aliran
materi yang terjadi pada rantai makanan. Fosfor dikembalikan ke alam dari organisme
melalui proses pengeluaran serta penguraian yang dibantu oleh dekomposer
(bakteri dan jamur).
Senyawa
fosfor yang masuk ke dalam tanah akan diikat oleh partikel tanah, sehingga
siklus fosfor cenderung terlokalisir pada suatu ekosistem. Amun demikian,
resapan air tanah akan melarutkan senyawa fosfat. Sehingga fosfat akan
terbawa oleh badan air sampai ke lautan secara perlahan. Selain dari pelapukan,
senyawa fosfat dapat diperoleh dari aktivitas pertanian. Penambahan pupuk
pospat pada ekosistem sawah, menambah konsentrasi senyawa ini dan dapat terbawa
ke aliran air.
Masuknya senyawa fosfat ke dalam suatu
badan air akan menambah kekayaan mineral yang terkandung di dalamnya. Senyawa
fosfat yang masuk ke dalam lautan akan berakumulasi dan mengendap. Endapan ini
akan tertimbun dan kian tertimbun, sehingga akan terjadi proses sedimentasi
(pemadatan, pembentukan batu) oleh proses alam. Proses geologis mampus
meningkatkan dasar laut dan menurunkan permukaan laut. Dengan proses demikian,
maka sedimen yang terbentuk dapat terangkat dan akan mengulangi proses yang
sama. Dengan demikian, dapat dikatakn bahwa sebagian besr siklus fosfat
berlangsung terlokalisir antara daratan, tumbuhan , dan organisme lain.
Sementara itu, sedimentasi mengembalikan senyawa fosfor yang masuk ke dalam
badan air akibat proses geologis.
Namun
demikian, meningkatnya konsentrasi senyawa fosfat dalam suatu badan air yang
tidak bergerak, seperti kolam, dapat menimbulkan masalah bagi kehidupan
organisme dan keseimbangan ekosistem. Penggunaan pupuk pada lahan pertanian
menimbulkan masalah bai lingkungan akuatik di dekatnya. Limbah pertanian yang
masih mengandung senyawa fosfat terbawa oleh aliran air dan mengendap di suatu
badan air. Senyawa fosfat sangat dibutuhkan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Masuknya senyawa fosfat dalam suatu perairan bergerak, tak
menimbulkan masalah besar, namun masuknya senyawa fosfat dalam jumlah besar
(atau akumulasi) ke dalam badan air yang tergenang (misal sungai aliran air
pada musim kering, atau waduk, kolam, dsb) akan menmbulkan maslah. Adalah
eutrofikasi yaitu suatu peristiwa dimana pertumbuhan tumbuhan air dan alga
sangat cepat sehingga akan menutupi badan air. Senyawa fosfat di suatu badan
air membuat air sangat kaya akan fosfat, sehingga membuat pertumbuhan tumbuhan
air sangat cepat.
Pertumbuhan
tumbuhan yang cepat ini akan membahayakan bagi biota akuatik di dalamnya,
contoh pertumbuhan eceng gondok atau alga yang menutupi badan air. Efek buruk
dari eutrofikasi ialah, kadar oksigen akan menurun, cahaya akan sulit menembus
masuk ke dalam karena tertutupi tumbuhan. Dengan demikia, suhu perairan
akan turun (dingin), oleh karena itu situasi yang demikian tidak mendukung
kehidupan biota akuatik di dalamnya. Banyak ditemukan ikan- ikan atau lainnya
mati akibat eutrofikasi pada badan air yang tidak bergerak.
Peranan
unsur fosfor dalam pertanian
Fosfor (P) merupakan
unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar (hara makro). Jumlah fosfor
dalam tanaman lebih kecil dibandingkan Nitrogen dan Kalium. Tetapi fosfor
dianggap sebagai kunci kehidupan (Key of life). Unsur ini merupakan komponen
tiap sel hidup dan cenderung terkonsentrasi dalam biji dan titik tumbuh tanaman.
Unsur P dalam phospat adalah (Fosfor) sangat berguna bagi tumbuhan karena
berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar terutama pada awal-awal
pertumbuhan, mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah.
Tanaman menyerap
fosfor dalam bentuk ion ortofosfat (H2PO4-) dan ion ortofosfat sekunder
(HPO4=). Selain itu, unsur P masih dapat diserap dalam bentuk lain, yaitu
bentuk pirofosfat dan metafosfat, bahkan ada kemungkinan unsur P diserap dalam
bentuk senyawa organik yang larut dalam air, misalnya asam nukleat dan phitin.
Fosfor yang diserap tanaman dalam bentuk ion anorganik cepat berubah menjadi
senyawa fosfor organik. Fosfor ini mobil atau mudah bergerak antar jaringan
tanaman. Kadar optimal fosfor dalam tanaman pada saat pertumbuhan vegetatif
adalah 0.3% - 0.5% dari berat kering tanaman.
Karateristik fosfor
yaitu, fosfor bergerak lambat dalam tanah; pencucian bukan masalah, kecuali
pada tanah yang berpasir. Fosfor lebih banyak berada dalam bentuk anorganik
dibandingkan organik. Di dalam tanah kandungan F total bisa tinggi tetapi hanya
sedikit yang tersedia bagi tanaman. Tanaman menambang fosfor tanah dalam jumlah
lebih kecil dibandingkan nitrogen dan Kalium.
Fungsi dari unsur
Fosfor pada tanaman yaitu: (1) untuk pembentukan bunga dan buah, (2) bahan
pembentuk inti sel dan dinding sel, (3) mendorong Pertumbuhan akar muda dan
pemasakan biji pembentukan klorofil, (4) penting untuk enzim-enzim pernapasan,
pembentukan klorofil, (5) penting dalam cadangan dan transfer energi (ADP+ATP)
(6) komponen asam nukleat (DNA dan RNA), (7) berfungsi untuk pengangkutan
energi hasil metabolisme dalam tanaman.
Apabila tanaman mengalami kekurangan
unsur P, maka akan mengalami gejala sebagai berikut:
– Reduksi pertumbuhan, kerdil
– Reduksi pertumbuhan, kerdil
– Daun berubah tua agak kemerahan,
–
Pada cabang, batang, dan tepi daun berwarna merah ungun yang lambat laun
berubah menjadi kuning
– Pada buah tampak kecil dan cepat
matang
– Menunda pemasakan
– Penbentukan biji gagal
– Perkembangan akar tidak bagus.
Untuk pemupukan
tanah, fosfat dapat langsung digunakan setelah terlebih dahulu dihaluskan
(sebagai pupuk alam). Akan tetapi untuk tanaman pangan seperti padi, jagung,
kedelai, dan lain-lain, pupuk alam ini tidak cocok, karena daya larutnya yang
sangat kecil di dalam air sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan
tersebut. Untuk itu sebagai pupuk tanaman pangan, fosfat perlu diolah menjadi
pupuk buatan.
Pupuk superfosfat
terdiri dari : Single Super Phosphate (SSP), Triple Super Phosphate (TSP),
Monoammonium Phosphate (MAP), Diammonium Phosphate (DAP), Nitro Phosphate (NP),
Ammonium Nitro Phosphate (ANP).
Referensi :
http://agroteknologi.web.id/pengertian-dan-proses-siklus-fosfor/
https://dhamadharma.wordpress.com/2010/02/11/siklus-fosfor-di-alam/
http://allaboutpertanian.blogspot.co.id/2012/04/peranan-unsur-fosfor-p-pada-pertanian.html
Komentar
Posting Komentar